POV –
Hyosung
Kuhempaskan
tubuhku ke atas tempat tidur dan kututup mataku. Akhirnya, aku punya teman! Ada
yang mengajakku bicara! Aku senang sekali. Nama perempuan itu Anjani. Dia juga
blasteran , seperti aku. Ayahnya berasal dari Texas. Karena sangat tertarik
dengan Indonesia, ayahnya merantau ke negara ini dan akhirnya menikah dengan
istrinya saat ini, alias ibu Anja. Anja sangat friendly, meski agak cerewet “sedikit”. Dia juga selalu bersemangat
dan selalu ceria. Seperti tidak punya masalah dalam hidupnya.
Kalau
dipikir-pikir, selain masalah AKU TIDAK PUNYA TEMAN, sekolah baruku lumayan
menyenangkan juga. Sekolah ini memperbolehkan murid memakai baju bebas. Padahal
di SMA swasta lain, semua murid harus memakai seragam yang “menurutku” culun.
Mungkin karena aku berasal dari Seoul, fashion
rate-ku lebih tinggi. Entahlah...
SMAK
Kriza juga punya seragam sih... dan kurasa seragamnya lumayan. Tapi tetap saja,
99% murid memilih untuk memakai baju bebas. Bicara soal seragam, di kelasku ada
SATU anak yang memakai seragam. Kalau tidak salah namanya Valerie.
Valerie
sepertinya anak yang aktif. Larinya sangat cepat. Kemanapun aku pergi, hanya
dalam hitungan menit aku akan segera melihatnya lagi. Dia seperti terbagi-bagi!
Dia ada di seluruh sudut sekolah, dan sepertinya seluruh murid mengenalnya.
Mulai dari kelas X sampai XII, semuanya menyapa Valerie dan dia balas menyapa
mereka “lengkap dengan nama mereka!!!”. Ingatannya mengerikan.
Kubuka
tas sekolahku dan kukeluarkan buku suratku. Ya, buku yang berisi surat untuk
“kakak”-ku, Yongguk-ssi. Di sampul
depan, terpampang huruf-huruf yang kutulis.
TO : CHOI YONG GUK (최용국)
MESSAGE BOOK
Yongguk
adalah sahabatku yang terdekat. Saat pertama kali aku tahu aku akan
meninggalkan Seoul, dialah orang pertama yang terlintas di kepalaku. “Kakak”-ku
yang sangat kusayangi. Setiap hari sejak aku sampai di Indonesia, aku menulis
surat untuknya di buku ini. Tetapi, aku tidak mau mengirimkannya. Aku takut
terkesan cengeng. Aku akan tetap menulis “surat” ini setiap hari. Dam jika buku
ini sudah penuh, aku baru akan mengirimnya ke Seoul lewat air mail.
Kupandangi
frame foto yang kuletakkan di atas
mejaku. Di frame itu, terpasang
fotoku bersama Yongguk, Ji Eun, dan Junhong, sahabat-sahabatku di Seoul. Kami
selalu berhubungan lewat whatsapp dan skype, tapi tetap saja rasanya sepi.
Apalagi, Yongguk jarang ikut karena dia sedang fokus untuk diterima di sebuah
entertainment.
Yongguk-ssi, am
I able to have best friends here???...
No comments:
Post a Comment