Tuesday, March 26, 2013

Chapter 9

POV – Hyosung

Aku sedang mengerjakan PR bahasa Indonesiaku saat Jamie tiba-tiba masuk dengan seorang perempuan di belakangnya.
“Nah, disini. Val, Hyosung, Anja, ini...”
Schuyler. You should call me by that. S-c-h-u-y-l-e-r. It’s pronounced Skailer,” perempuan itu berkata. Dia cantik, tapi ada sesuatu yang membuatku penasaran. Sorot matanya terlihat sedih.
Oh, Schuyler. I’m Hyosung, and this is Valerie. And that one, Anja.” Aku teringat kata-kata Anja, aku harus lebih banyak bicara.
“Hi. Senang bertemu dengan kalian semua. Oh, apa ini kelas internasional? I’m looking for it,” tanya Schuyler.
Entah kepada siapa dia bertanya, tapi aku daoat menangkap pandangan matanya. Dia sedang melirik Luhan. Kenapa dia memandangi Luhan? Apa dia mengenalnya?
Anja memberitahu Schuyler ruang kelasnya dan Schuyler segera pergi. Selama pelajaran berlangsung aku terus berpikir... apa hubungan antara Schuyler dan Luhan?
- o -
                Hang out di café adalah salah satu hobiku di Seoul. Suara penyanyi country menenangkan hatiku. Mungkin hal yang sama dapat menghilangkan rasa rinduku pada Seoul. Aku menelusuri internet dan menemukan list café di Jakarta Barat. No. 7 : Café Cherry. Nama yang unik. Aku suka Cherry! Kuraih tasku berisi dompet yang sudah kusiapkan dan dengan segera meminta supirku untuk mengantarkanku kesana.
- o –
                Café Cherry memiliki interior dan exterior yang imut. Saat aku melangkahkan kaki memasuki café ini, terdengar alunan gitar dan nyanyian seorang perempuan. Taylor Swift – Back to December. Pilihan lagu yang bagus.
                Aku duduk dan memesan segelas coffee latte dan cherry shortcake. Iseng, kulayangkan tatapanku ke arah panggung. Apa yang kulihat membuatku kaget. Valerie!!! Dia sedang menyanyi disana!
                Aku berpura-pura tidak melihat apa-apa dan menoleh ke kiri. Sekitar 3-4 meja dariku, kulihat Jamie dan Anja. Jamie sedang menggenggam tangan Anja dan Anja menatapnya dengan tatapan terkejut. Detik itu juga, pesananku datang. Aku mengalihkan pandanganku sesaat ke arah panggung. Valerie sudah tidak ada disana.
                “Hyosung!!!,” kudengar bisikan di telingaku. Aku terlonjak. Valerie sudah duduk di sebelahku.
                “Malem ini Jamie mau nembak Anja! Gue mau bantuin Jamie.”
                Kulirik Jamie dan Anja sekali lagi. Keduanya masih terdiam. Aku tak sabar menunggu jawaban Anja...

No comments:

Post a Comment