POV : Anja
“Hey, Boss! Wanna go grab some lunch? Gue laper and butuh refreshing," ujarku sambil menarik tangan Jamie, alias Si Boss, setelah keluar dari kelas.
“Nek...”
“Katakan ‘Nek’ sekali lagi, lu yang traktir!” aku terbahak sambil menariknya melewati beberapa orang yang sempat menyapa kami.
Tiba-tiba aku menabrak seseorang. Oops.
“Sorry..." aku melihat name tag perempuan berkemeja oranye yang kutabrak itu. “Hyosung! New girl!”
Ia terdiam saja. Aku menggamit tangan Jamie sambil membereskan buku-buku yang terjatuh. Lorong terasa sunyi dan jalan Hyosung tampak sepi tanpa gangguan.
“Hyosung, will somebody pick you up at school? Let’s grab some lunch together. Jamie yang traktir!” aku menatapnya sambil tersenyum, menangkupkan kedia telapak tanganku seperti memohon, masih menggamit tangan Jamie yang melihat ke arah lain.
“Ya?”
“Nek!” Jamie mengerang.
“Tuh kan, dua kali bilang ‘Nek’! Traktir!” aku tertawa.
Tiba-tiba Hyosung berkata, “Aku dijemput...”
“Yaah, bisa minta dijemput 30 menit lagi nggak? Di Central Park, please?” wajahku memelas. “Oiya, namaku Anjani, tapi kamu boleh memanggilku Anya. Anja itu ejaan lama. Ini Jamie.” Aku menunjuk Jamie.
Ia menatapku, lalu mengetik sesuatu di iPhone-nya. “Oke, aku ikut.”
“Hore! Sekarang kita makan dimana, James?”
“Bon-Chon?” Hyosung mengusulkan.
“Boleh! To Jamie’s car!” aku memegang tangan Hyosung dan mengiringnya menyusuri lorong.
Memasuki mobil, Hyosung bertanya, “Kalian...?” sambil menunjuk ke arah kami.
“Oh, nggak!” aku menggelengkan kepalaku. “Kami cuma teman dari kecil, hahaha...”
“Oh." Hyosung duduk di jok belakang sementara kami di depan.
“Hyosung, jangan canggung, memang Anja ini agak... ya, begitulah...," Jamie angkat suara. “I’m a Texan! Ya, papaku orang Texas. Aku juga pernah sepertimu. Tenang saja.”
Hyosung mengangguk pelan.
No comments:
Post a Comment