Valerie’s POV
KRINGG!!!
Akhirnya!
Tinggal 2 jam pelajaran lagi dan aku bebas!
Kelasku
mulai terisi, mulai dari anak-anak ‘gaul’ yang biasa nongkrong di kantin sampai
anak-anak super-kutubuku yang memilih
perpustakaan sebagai pelepas penat di kelas. Namun aku bukanlah bagian
dari mereka – atau setidaknya tidak di
sekolah.
Bu Tanti masuk dengan bunyi wedgesnya yang khas, menghentikan pasar
dadakan yang baru pindah ke kelasku. Pelajaran pun dimulai dengan muka lelah
hampir seluruh siswa kelas XI IPA 4 ini. Hampir seluruh karena Thalita, juara 1
kelasku ini sangat antusias menanggapi pelajaran tentang organ-organ tubuh ini.
Kubiarkan
pikiranku kembali melayang ke anak baru itu. Hyosung... aneh! Memang sih, untuk
orang Korea nama itu tidak aneh, tapi tetap saja lidahku tak enak memanggilnya.
Cewek jangkung itu berambut pendek sebahu, dengan bagian depannya sedikit lebih
panjang. Sangat berbeda dengan seleraku, aku lebih menyukai cewek berambut
panjang, lurus, dan hitam, namun menurutku ia cantik. Entah kenapa, aku seperti
mendapat kesan delicate darinya.
Kalau
kuperhatikan, sepertinya analisisku kali ini salah. Padahal, saat perkenalan
dirinya tadi pagi, kesannya ceria, tapi sekarang... dia jadi seperti diam gitu.
Rasa-rasanya, sepanjang hari ia diam saja.
***
KRINGG!!!
Pulang!!!
Horeee!!
Secepat
kilat kubereskan buku-buku serta alat tulisku. Kugapai tasku dan tepat sebelum
aku melangkah, Claudia menghampiriku.
“Hei,
Val! Bisa temenin gue ke toko buku ga? Ada buku yang pingin gue cari.”
“Ehmmm...
gue ga bisa, Di. Gue... ada janji...”, jawabku dengan ekspresi bersalah.
Mendengar
hal itu, muka Claudia langsung tertekuk.
“Lusa
ya?”
Aku
mengangguk.
“Janji
lohh.”
“Janji.
Janji jari kelingking!”, kukaitkan kelingkingku ke kelingkingnya lalu melesat
pergi.
No comments:
Post a Comment