Tuesday, March 26, 2013

Chapter 10

Valerie’s POV

Kulangkahkan kakiku dengan bersemangat. Malam ini Jamie mau nembak Anja! Aku tak sabar menunggu datangnya giliranku malam ini.
Memang, kerja part-time itu merupakan hal tabu bagi semua siswa-siswi SMAK KRIZA. Tapi toh tak ada yang melanggar karena SMAK KRIZA itu secara tak tertulis merupakan tempat berkumpulnya orang-orang kaya, jadi mana perlu siswa-siswinya melanggar.
Sebenarnya aku juga tak mau bekerja seperti ini. Menghasilkan uang dengan suaraku. Kurasa suaraku itu tak pantas untuk dijual. Jujur, aku lebih suka menulis daripada menyanyi. Namun, ini rahasia dari semua orang – bahkan mama tidak tau!
Lagipula menyanyi itu lebih menghasilkan uang. Dan aku sedang butuh uang. Tak mungkin aku meminta dari Anja ataupun Jamie, berhutang itu hal tabu bagi keluargaku. Tapi untungnya, Anja dan Jamie telah berjanji untuk tidak membocorkannya ke sekolah.
Kini di hadapanku berdiri kokoh bangunan bernuansa pink-putih dan berplang ‘Cherry’. Kumasuki pintu kaca itu, meskipun tanda ‘close’ masih menggantung disana. Angel dan Via telah ada disana, mengelap-ngelap meja.
“Malam, Ngel, Vi!”
“Hei, Val! Rico di dalem tuh! Nyariin lu daritadi.” Sahut Angel tanpa menoleh ke arahku.
Rico? Ngapain dia kesini? Memang gue ada janji sama dia ya?
“Oh, ok. Thanks.” Kuulaskan senyum terbaikku sore itu dan bergegas menuju ke arah staff room.
“Valerie! My pal!” ujar seorang cowok berperawakan tinggi dan berkulit sedikit hitam, tanda ia berjemur – bukan negro.
You got a job for me?” kusahuti dia dengan sedikit ketus dan langsung pergi ke lokerku, mengambil make-upku.
“Ayolah, Val. Jangan ketus begitu. And, yes. I got a new job for you. But, I don’t think you’ll like it.” Ia membalikkan tubuhnya agar menghadap padaku.
I need fast money, Co. Pembayaran untuk minggu ini masuk kurang 3 juta.” Kupakai blush on pink ke kedua pipiku.
Well, you know, kalo lu mau, gua selalu siap bantuin lu.” Mendengar perkataannya, kuhentikan kegiatan poles-memoles eye shadowku. Kuletakkan peralatan make upku ke atas meja dan menatapnya sejenak.
I really appreciate it, but no, thanks.” Aku kembali melanjutkan pemakaian make-upku.
Are you sure?” tanyanya. Dapat kulihat bayangannya menaikkan salah satu alisnya dari cermin di hadapanku.
Yep. So what’s the job?”
“Hmm... ada orang luar yang baru datang. And katanya orkay. Well, the daughter is coming here to heal some past wounds and her dad want a girl, her age, to accompany her EVERYWHERE.” Aku diam mendengarkan. Kedengarannya cukuo mudah. Namun itu akan menghabiskan waktuku untuk kerja yang lain.
And plus, she just moved into your school.” Hah? Di SMAK KRIZA!?
Are you crazy? Gimana kalo ketauan? Gue bisa di DO!”
“Santai, Val! You can pretend to be her friend, and the problem is solved!”
“Bayarannya?”
“Cukup menarik. 500 ribu per hari. And if you stay over at her house, you’ll get another 100 thousand.” Waow. Itu banyak! “But watch out! Kalo lu ga memuaskan, lu bakal langsung dipecat.”
Aku diam.
Well, it’s your desicion. Call me if you wanna do this job.” Lalu Ricopun beranjak pergi.

No comments:

Post a Comment