Monday, April 8, 2013

Chapter 20

POV-Hyosung

"Hyosung, siapa yang mengantarmu tadi? Ayo ajak dia masuk!"
"Anieyo, umma. Itu cuma temanku, kok. Namanya Jamie. Kebetulan jalan pulangnya hari ini sama."
"Ooh... Okay. By the way, I've prepared your fave banana milkshake." Ibuku menunjuk kulkas yang ada di dapur. Aku tersenyum, tapi saat ini aku sedang tidak tertarik untuk meminum milkshake itu.
"I'll take it later."
Aku berlari menaiki tangga dan membuka pintu kamarku. Dengan segera, kuhempaskan tubuhku ke atas tempat tidur, mengingat kembali apa yang terjadi siang tadi. Mission 1~accomplished!!!
Jamie berhasil kutipu, demikian juga Anja. Anja Haris merasakan sakit hatiku! Dia sudah merebut Yongguk, jadi aku akan merebut Jamie darinya!
HP-ku bergetar beberapa menit kemudian. Kuambil HP-ku dan kulihat layarnya. Yongguk?! How can it be?!
Hyosung... Can we talk through Skype? NOW
Ada apa? Wae? What's the matter? Kunyalakan laptopku dan kubuka aplikasi video call itu. Beberapa menit kemudian, datanglah panggilan dari Yongguk. Kuterima panggilan iu dan dengan segera wajah Yongguk muncul di layar. Dia sedang ada di sebuah ruang latihan. Don't say...
"You've been a trainee in ST Ent, and you haven't told me?" Tanyaku.
Dia menggaruk kepalanya. "Anieyo... Hyosung. It's not the problem now. I want to talk about your friend, Anjani."
"What?! It's been a while since you haven't contact me and suddenly you contact me just because Anja?! What the hell!!! Neo jasigi!!!"
"Whoa... Keep calm, Hyosung. I heard that you've just had a new BF, Jamie?"
"It's none of your business! Even Ji Eun and Junhong haven't contact me at all! Is it because of you?! Ya, Choi Yongguk! Wae? Wae?!" Amarahku memuncak.
"You don't understand! It's just..."
"If you can't explain, then you don need to!!!" Kuputuskan sambungan video call itu dan kumatikan laptopku. Aku juga langsung menghapus no. telpnya dari HP-ku serta mem-block-nya. Tangisanku pecah. Aku sudah tidak tahan lagi! Cukup! CUKUP!!!
Kutukan kembali tombol demi tombol di HP-ku dan kuhubungi Jamie. Sudahlah! Tak ada gunanya balas dendam. Toh hal itu tidak dapat memperbaiki hubunganku dengan Yongguk.
"Halo? Hyosung? Ada apa?" Ucap Jamie di ujung telepon.
Napasku tersengal. Kenapa... Apa yang terjadi? Pandanganku mulai kabur. Tubuhku lemas tak bertenaga.
"Jamie..."
Itulah kata terakhir yang kuucapkan sebelum semuanya menjadi gelap.

No comments:

Post a Comment