Thursday, April 4, 2013

Chapter 14


Valerie’s POV

    Kubantingkan tubuhku ke kursiku. Arghh! Menyebalkan sekali! Benar-benar hari yang menyebalkan! Mengkuti Schuyler kesana-kemari, seolah-olah aku babunya! Dan lagi, ia tidak mengucapkan satu patah kata pun! Padahal, seharian ini aku mengajaknya bicara. Satu-satunya waktuku untuk beristirahat hanya pada KBM. Aku juga telah memutuskan untuk menginap di rumahnya untuk sementara ini. Selain karena deadline pembayarannya tinggal sebentar, aku juga ingin mengenalnya dengan lebih baik. Kupikir, ini akan menjadi semacam pajama’s party or something like that, tapi nyatanya aku disuruh tidur di lantai selama ia tidur di ranjang mewahnya!
    Lucy dan Claudia menghampiriku, namun tidak kugubris. Selain tidak ingin masalahku tersebar, aku juga tak ingin membuat mereka khawatir. Setelah mereka memastikan keadaanku, kutelungkupkan kepalaku ke atas meja. It’s gonna be a really long week.
*
    Kubereskan barang-barangku secepat kilat. Aku harus pergi ke rumah sakit secepatnya karena izin dari Tante Lizzie, mama Schuyler, hanya satu jam dari bubar sekolah. Kalau lewat… hiii aku tak berani membayangkannya!
    “Val!”
    Kupalingkan mukaku ke arah suara tersebut. Siapa sih? Orang lagi buru-buru gini juga! Terlihat Jamie berlari-lari kecil menghampiriku.
    “Gimana kemaren? Sukses?” selaku sebelum ia sempat mengatakan apapun, senyum tersungging di bibirku.
    Ia menggeleng. Raut mukaku pun berubah.
    “Sabar ya. Pasti ada alasannya dia nolak lu.”
    “Ya, tapi dia ngacangin gue, Val, dari kemaren!”
    “Oh ya? Anja sampe ngacangin lu?”
    “Iya, makanya gue mau minta lu bujukkin Anja sekarang.”
    “Duhh, Jam. Lu tau ndiri. Gue… Schuyler… Rumah sakit…” kugigit bibir bawahku.
    “Ok deh. Nggak papa. Gue juga baru inget. Sip deh, ada Hyosung kok.” Ia menunjuk ke arah Hyosung yang beru keluar dari kelas.
    “Let God bless you.” Aku pun bergegas pergi.
*
    Kamar 209. Nah, sampai! Aku baru saja akan membuka pintu berwarna putih itu saat sebuah tangan menghalangiku. Josh!
    “Josh!?!? Kok, kok, kamu ada di Indonesia?”
    Ia hanya menyunggingkan senyum khasnya. Oh no, jangan senyum itu.
    “Why don’t you tell me?
    “Tell you about?
    “Your mom! You promised me, if you have any trouble, you’ll tell me!
    Hening.
    “Just go. I’ll drive you later,” ucapnya lagi.

No comments:

Post a Comment