Valerie’s POV
Kubantingkan
tubuhku ke kursiku. Arghh! Menyebalkan sekali! Benar-benar hari yang
menyebalkan! Mengkuti Schuyler kesana-kemari, seolah-olah aku babunya! Dan lagi,
ia tidak mengucapkan satu patah kata pun! Padahal, seharian ini aku mengajaknya
bicara. Satu-satunya waktuku untuk beristirahat hanya pada KBM. Aku juga telah
memutuskan untuk menginap di rumahnya untuk sementara ini. Selain karena
deadline pembayarannya tinggal sebentar, aku juga ingin mengenalnya dengan
lebih baik. Kupikir, ini akan menjadi semacam pajama’s party or something like
that, tapi nyatanya aku disuruh tidur di lantai selama ia tidur di ranjang
mewahnya!
Lucy dan Claudia
menghampiriku, namun tidak kugubris. Selain tidak ingin masalahku tersebar, aku
juga tak ingin membuat mereka khawatir. Setelah mereka memastikan keadaanku, kutelungkupkan
kepalaku ke atas meja. It’s gonna be a really long week.
*
Kubereskan barang-barangku
secepat kilat. Aku harus pergi ke rumah sakit secepatnya karena izin dari Tante
Lizzie, mama Schuyler, hanya satu jam dari bubar sekolah. Kalau lewat… hiii aku
tak berani membayangkannya!
“Val!”
Kupalingkan mukaku
ke arah suara tersebut. Siapa sih? Orang lagi buru-buru gini juga! Terlihat Jamie
berlari-lari kecil menghampiriku.
“Gimana kemaren?
Sukses?” selaku sebelum ia sempat mengatakan apapun, senyum tersungging di
bibirku.
Ia menggeleng. Raut
mukaku pun berubah.
“Sabar ya. Pasti ada
alasannya dia nolak lu.”
“Ya, tapi dia
ngacangin gue, Val, dari kemaren!”
“Oh ya? Anja sampe
ngacangin lu?”
“Iya, makanya gue
mau minta lu bujukkin Anja sekarang.”
“Duhh, Jam. Lu tau ndiri. Gue… Schuyler… Rumah
sakit…” kugigit bibir bawahku.
“Ok deh. Nggak
papa. Gue juga baru inget. Sip deh, ada Hyosung kok.” Ia menunjuk ke arah Hyosung
yang beru keluar dari kelas.
“Let God bless
you.” Aku pun bergegas pergi.
*
Kamar 209. Nah,
sampai! Aku baru saja akan membuka pintu berwarna putih itu saat sebuah tangan menghalangiku.
Josh!
“Josh!?!? Kok,
kok, kamu ada di Indonesia?”
Ia hanya
menyunggingkan senyum khasnya. Oh no, jangan senyum itu.
“Why don’t you
tell me?”
“Tell you about?”
“Your mom! You promised
me, if you have any trouble, you’ll tell me!”
Hening.
“Just go. I’ll
drive you later,” ucapnya lagi.
No comments:
Post a Comment