Anja's POV
Aku tersenyum. Mencari sebuah notes sambil membiarkan laptopku menyala. Di layarnya terlihat Yongguk sedang duduk menungguku. Senyumnya lebar.
"When will you tell me about Jamie?" Yongguk bertanya.
"Right after... THIS." Aku memperlihatkan sebuah notes di layar. Yongguk terkejut.
"Well, that's the past." Yongguk memalingkan wajahnya.
"How can I change this?"
*
Aku masih membayangkan kejadian itu.
"Oh no you can't."
"Why?"
"Because I still have a dad. You won't kill him, right?"
Aku masih sering terbahak karenanya. Karena gugup, aku salah bicara. Lalu segalanya berubah. Aku agak canggung menemui Jamie. Di rumah, kami juga jarang melakukan "ritual" sikat gigi bersama. Tapi kasihan juga. Aku harus meluruskan hal ini.
*
Yongguk masih terdiam di monitor.
"Jae, what's wrong with you and Jamie?"
"He asked me out after being OVER-protective because of THIS." Kembali kulayangkan notes itu.
"But I did nothing with you."
"We are Skype-ing."
"But I care about you both."
Tiba-tiba ada suara pintu terbanting. "Somebody's here. Call you back." Aku beranjak dari tempat dudukku, mencari tersangka yang membuka pintu kamarku sembarangan. Aku membuka pintu dan menuruni tangga.
"Okay, who the hell--" kalimatku terhenti melihat Hyosung dan Jamie.
Hyosung tampak menangis di rangkulan Jamie yang menahannya. Kepalanya bersandar di bahu Jamie. Jamie memegangi pinggangnya.
"WHAT THE HELL! You--" aku baru saja berniat untuk menyumpahinya ketika Jamie menghentikanku.
"Why do you Skype Yongguk?! That's not deal! Look at Hyosung! She's crying!"
"You're the crap! You gave me those words, and then--" kalimatku terhenti. Setitik air mata membasahi sudut mataku. Aku membanting pintu rumahku. " GET OFF MY DAMN HOUSE!"
Jamie menggedor-gedor pintu rumahku. "HEY! THIS IS ALL JUST A MISTAKE!"
Tetapi aku tahu, itulah akhir. Aku mengunci pintu lalu berlari ke tangga, kembali ke kamarku. Dari jendela kamarku aku melihat mobil Jamie berlalu dari pandangan.
No comments:
Post a Comment