Monday, April 8, 2013

Chapter 17

POV-Hyosung

"Yongguk... Wae? Wae? Am I not important to you anymore?"
Entah sudah berapa lama aku menangis. Aku terus memandangi selembar foto. Ya, fotoku dan Yongguk yang diambil di bandara pada hari aku meninggalkan Seoul denga kamera HP-ku. Berkali-kali terlintas di kepalaku untuk melakukan hal itu. Aku... tidak sanggup. Terlalu banyak kenangan yag tersimpan di dalam foto itu.
Tetes demi tetes air mataku jatuh membasahi halaman-halaman buku "Surat untuk Yongguk"-ku. Aku mencurahkan seluruh perasaanku di buku itu. Mulai dari rasa sedih, kesal, marah dan kekecewaanku atas apa yang dia lakukan. Apakah aku sudah tidak penting untuknya? Siapa aku di matanya?
Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiranku. Kenapa Yongguk tiba-tiba tidak bisa dihubungi? Bagaimana Anja bisa mengenal Yongguk? Kenapa Ji Eunike maupun Junhong tidak memberi kabar? Apa hubungan Anja dan Yongguk? Dan yang paling menyakiti hatiku, 'apa aku sudah tidak berarti lagi untuknya?'
Anja... Semua gara-gara Anja... Gara-gara Anja semuanya jadi begini. Yongguk juga berubah karena Anja... Anja... LO LIAT PEMBALASAN GUE!!!
*
"Jamie... Please, tolongin aku dong," aku menyatukan kedua telapak tanganku dan memohon.
"Bantuin apa?" Tanya Jamie tanpa minat. Sejak ditolak Anja, dia jadi tidak se-ceria dulu.
"Jangan bilang-bilang Anja, ya. Aku kemarin ngobrol sama Anja, katanya dia sebenernya suka sama kamu, cuman..." Aku sengaja membuat Jamie penasaran. Dan benar saja, dia terpancing oleh kebohonganku.
"Cuman apa?" Matanya berbinar penuh semangat. Kena kau! Hahaha...
"Cuman katanya dia yakin kamu nggak bakal direbut cewek lain. Makanya dia nggak mau janjian sama kamu," dustaku. "Makanya... Aku mau bantuin kalian dengan cara..."
"Apa? Apa? Cara apa? Aku bakal lakuin apa aja!"
"Aku mau bikin dia envy... Kita pura-pura jadian."
Awalnya Jamie tampak ragu. Dia melipat kedua tangannya di depan dada dan memandang ke langit-langit. "Hngg... Kamu yakin cara ini akan berhasil?"
"100%!" Aku mengangguk. "Cewek itu paling nggak tahan kalo cowok yang dia suka direbut cewek lain."
"Oke, deh, kalo gitu."
Kami saling mengaitkan jari kelingking kami. Aku melirik ke kanan diam-diam. Anja baru saja datang. Dia tampak kaget melihat aku berduaan dengan Jamie. Aku memeluk Jamie dengan erat, berpura-pura tidak tahu kalau Anja ada di sana. Aku sengaja memanggil Anja ke sini dengan alasan ingin menceritakan sesuatu.
"Oh! Anja!" Aku menoleh dam memandang wajah Anja. Dia terlihat shock. YES!!! "I'm so happy!!! Akhirnya aku sama Jamie jadian!"

No comments:

Post a Comment